Our social:

Saturday 21 March 2015

Wesel Kereta Api

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Kali ini, gaplek akan membahas tentang wesel. Tapi ini bukan wesel uang ato sebagainya ya, melainkan wesel kereta api.

Masih ada kaitannya dengan wikikeretapi (alias wikinya kereta api, hehe.. maksa dikit lah), kali ini akan dibahas segala macam yang berkaitan dengan istilah “wesel”, berikut juga dilampirkan contoh foto-fotonya.

Wesel, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
• surat pos untuk mengirimkan uang
• surat pembayaran yang dapat diuangkan ke bank oleh pemegangnya
• konstruksi batang-batang rel kereta api yang bercabang (bersimpangan) tempat memindahkan jurusan jalan kereta api

Pada blog ini tentunya hanya akan dibahas mengenai point yang ketiga saja.

Ada empat alasan kenapa kereta api harus berpindah spur :
1. Karena kereta api menuju arah yang berbeda dengan spur lurus dimana kereta api sekarang bergerak.
2. Karena ada kereta api pada spur lurus sehingga kereta api yang baru datang harus ditampung pada spur lain.
3. Karena kereta api akan berhenti untuk naik dan turun penumpang di stasiun dan tidak pada spur lurus.
4. Karena untuk melakukan kegiatan langsir.


Disinilah wesel akan sangat berperan penting dalam proses perpindahan jalur kereta api. Jika dilihat pada foto ini (dari arah gambar diambil), maka fungi wesel sendiri bisa sebagai menggabungkan rel yang banyak menjadi satu tujuan, (arah ini biasa disebut wesel keluar)





Atau dapat juga kebalikannya yaitu dari rel yang satu jalur menjadi bercabang banyak (arah ini biasa disebut wesel masuk).







Jalur jalan kereta api dapat memotong jalur jalan kereta api lain pada jaringan jalan rel yang melayani beberapa arah. Perpotongan dilakukan pada persilangan dengan pengamanan dari stasiun setempat.


Jenis Wesel

Pada permulaannya perpindahan spur dilakukan dengan menggunakan wesel dimana ada empat bagian yang bergerak, yaitu dua pada lidah wesel dan dua pada hati wesel (kalau wesel jenis ini tidak ada contohnya di Indonesia). Wesel dengan empat bagian yang bisa digerakkan sangatlah ideal. Namun untuk menerapkan konsep ini, apalagi pada kereta api dengan tekanan gandar yang berat dan berkecapatan tinggi, tidak mudah. Mekanisme untuk menggerakkan keempat bagian tersebut dan menempatkan pada posisi terkunci menjadi persoalan yang tidak mudah dipecahkan.

Wesel yang banyak digunakan sekarang hanya memiliki dua bagian yang dapat digerakkan. Kedua bagian yang dapat digerakkan tersebut diikat menjadi satu dan posisinya bergeser bersama pada saat digerakkan. Kedua bagian tersebut adalah lidah wesel kiri dan lidah wesel kanan yang dipasang ditengah-tengah rel utama dan berfungsi merubah arah perjalan roda.

Lidah wesel adalah bagian yang menentukan arah gerak roda. Sepasang lidah dihubungkan dengan sebuah batang besi sehingga gerak sepasang lidah tersebut bersama-sama. Jika lidah menempel pada rel kiri maka pada rel kanan lidah akan memberi celah untuk roda lewat. Demikian juga sebaliknya.

Bagian lain dari wesel, yaitu hati wesel merupakan bagian tetap yang tidak bisa digerakkan dan dibiarkan mempunyai celah agar flens roda dapat melewatinya. Bagian ini terkena hentakan roda akibat adanya celah yang disediakan bagi flens roda. Karena itu hati wesel biasanya dibuat dari baja (mangan steel) agar bertahan lama. Bagian ujung dari hati wesel dibuat lebih rendah 8 mm dari permukaan rel dan hanya menyangga bagian sisi dari flens roda. Bidang jalan roda menginjak rel sayap tanpa menyentuh ujung hati wesel. Seteleh roda berada pada bagian hati wesel yang mempunyai lebar sekitar 70 mm barulah beban roda kembali ditopang oleh hati wesel.

Untuk lintas cabang yang tidak padat dan untuk menekan biaya investasi, hati wesel juga bisa dibuat dari dua batang rel yang dipotong menyudut dan disatukan untuk mengikuti bentuk hati wesel. Dalam situasi sulit, pembuatan hati wesel dari rel yang ada merupakan satu pemecahan yang sangat membantu. Walaupun efeknya adalah timbulnya semboyan 2A, atau bahkan 2B




Jika hati dan lidah wesel mempunyai posisi yang saling berdekatan, maka akan membentuk seperti contoh foto disamping ini.







Bagian hati wesel merupakan titik lemah dan menimbulkan hentakan roda. Pada saat roda berada diujung hati wesel, permukaan roda pada sisi tersebut tidak ditopang. Sehingga hal yang terjadi berulang-ulang dilewati roda ini akan menyebabkan “hati wesel yang terluka”. Seperti layaknya manusia yang juga bisa terluka hatinya. Oleh sebab itu berhati-hatilah dalam bermain hati (loh, jadi gak nyambung nih…)
Maksudnya agar wesel yang dilalui roda dapat berjalan lebih aman, maka di samping / seberang hati wesel tersebut harus dipasangi semacam rel paksa (ukuran pendek) yang berfungsi sebagai penyangga. Dan flens roda yang melewatinya akan diapit oleh rel utama dan rel penyangga, yang akan mengakibatkan hati wesel menjadi lebih aman pada saat dilalui roda.

PERHATIAN :
Ada saat dimana roda kereta yang melalui wesel sedikit "melayang" (floating), yaitu pada saat berpindah dari Sayap Wesel ke Hati Wesel, dimana terdapat celah yang cukup lebar pada bagian itu. Ini terjadi pada semua jenis wesel. Jika roda di beri traksi berlebih (misal : saat dilakukan pengereman) karena beban yang cukup berat, ada kemungkinan flens roda akan sedikit terlontar dari jalurnya saat terjadi perpindahan, pada kecepatan yang cukup tinggi dapat menyebabkan roda keluar dari rel. Ini menyebabkan saat KA melewati Wesel, tidak boleh melakukan pengereman keras atau menarik dengan tenaga penuh untuk menghindari hal hal yang tidak dinginkan. Untuk lebih jelasnya bisa memperhatikan gerakan roda KA yang sedang melewati Wesel di rel rel terdekat di tempat tinggal anda.

Dari foto disamping kanan terlihat ada 2 paket wesel biasa yang berdekatan dan sudah terbentuk dengan sempurna. Jika dibaca pergerakan kereta dari arah lokomotif tersebut berangkat, maka dapat dipastikan bahwa pada saat melewati wesel pertama rangkaian KA akan masuk wesel dan berbelok ke kanan (yang sebenernya wesel terbentuk pada posisi spur lurus), kemudian pada wesel kedua KA juga akan masuk wesel dan berbelok ke kanan (yang terbentuk memang merupakan spur belok).





Ada 5 jenis wesel yang umumnya banyak digunakan adalah :

1. Wesel Sederhana,
yaitu yang terdiri dari dari satu percabangan , jalur lurus dan jalur belok. Jalur percabangan pada wesel dibuat menikung namun tidak diberi peninggian, kecuali pada wesel tikungan. Karena itu kecepatan pada wesel dibatasi menjadi :
V = 2,91 x R
Dimana V [km/jam] dan R[m]
Ada tiga cara menyatakan besarnya jari-bagian spur yang berbelok pada wesel. Pertama, jari-jari merupakan as trek pada bagian yang melengkung. Kedua, jari-jari merupakan jari-jari rel luar yang melengkung pada bagian trek yang melengkung. Ketiga, jari-jari merupakan jari-jari rel dalam yang melengkung pada bagian trek yang melengkung. Jari-jari spur yang berbelok pada wesel juga dikenal sebagai jari-jari wesel.
Cara penulisan wesel adalah :
WS 1900 1:12
Pada penulisan tersebut artinya wesel sederhana dengan jari-jari 1900 m dan sudut 1:12

Sudut wesel dihitung sebagai tangen α atau 2 x sin (α/2) dan pada penulisannya dinyatakan sebagai perbandingan 1:n. Wesel sederhana yang banyak digunakan di Indonesia adalah wesel dengan sudut 1:10 atau 1:12.

Jika wesel dilalui kereta api dari arah lidah wesel menuju ke hati wesel, arah tersebut dinamakan arah muka (facing direction), alias posisi KA masuk wesel. Jika wesel dipandang dari arah hati wesel menghadap ke lidah wesel, maka arah tersebut dinamakan arah buntut (trailing direction), alias posisi KA keluar wesel. Kereta api yang berjalan dari arah buntut lebih aman dibandingkan daripada arah muka.

Sebuah wesel dinamakan wesel muka jika wesel tsb dipasang sedemikian rupa sehingga hanya kereta api dari arah muka yang melalui wesel tsb. Dinamakan wesel buntut, jika wesel tsb dipasang sedemikian rupa sehingga hanya kereta api dari arah buntut yang melalui wesel tsb. Pada lintas dengan spur tunggal, kereta api yang melewati wesel pada umumnya dari kedua arah.

Wesel sederhana dinamakan wesel kanan jika spur belok terletak di sebelah kanan spur lurus. Wesel sederhana dinamakan wesel kiri jika spur belok terletak di sebelah kiri spur lurus. Penentuan kanan dan kiri dipandang dari arah muka.

2. Wesel Ganda,
Yaitu yang merupakan dua wesel sederhana dirangkai satu sama lain. Wesel ganda satu sisi terbentuk dengan letak kedua percabangan ada pada sisi yang sama (misal: kedua wesel tsb terdapat pada sisi kiri, atau sebaliknya pada sisi kanan) . Sementara pada wesel ganda dua sisi, letak kedua percabangan ada pada sisi yang berbeda (cabangnya bisa belok ke kiri terlebih dahulu, atau sebaliknya kanan terlebih dahulu, yang jelas posisi antar wesel ini sangat dekat)

Wesel ganda dipasang jika lahan yang tersedia tidak cukup untuk memasang dua wesel sederhana. Dari segi investasi dan biaya perawatan pemasangan wesel ganda akan menjadi beban dan sebaiknya dihindari. Sehingga tidak ditemukan wesel model seperti ini di Indonesia, karena itu tidak ada contoh fotonya.

3. Wesel Tikungan,
Lengkungan spur belok pada wesel tikungan pasti lebih besar dari lengkungan spur utama. Berkaitan dengan peninggian pada jalan berbelok, penggunaan wesel pada tikungan membuat persoalan peninggian menjadi lebih sulit. Alternatif pemakaian wesel tikungan bisa dibenarkan jika pemasangan wesel sederhana pada spur lurus karena kondisi tertentu menjadi lebih mahal.

Wesel tikungan dengan spur belok yang dibuat pada sisi dalam tikungan spur utama dinamakan wesel tikungan dalam. Wesel tikungan bisa juga dibuat menikung pada arah yang berlawanan dengan tikungan spur utama dan dinamakan wesel tikungan luar.

Ini adalah contoh model wesel tikungan ke kiri yang sedikit “agak maksa”, terdapat pada stasiun Kuripan. Sementara contoh wesel tikungan pada arah yang berlawanan (masih agak maksa juga) terdapat pada foto utama paling atas, yang terdapat di kota solo. Atau orang biasa menyebutnya sebagai segitiga pembalik, karena dapat digunakan untuk memutar 1 set rangkaian kereta api.

Kenapa disebut agak maksa? Karena antara rel yang terdapat sepanjang lidah wesel hingga hati wesel masih belum sepenuhnya berbentuk lengkungan.

4. Wesel Persilangan,
Foto disamping memperlihatkan sebuah wesel persilangan di stasiun Jatinegara. Wesel persilangan memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi, dan resiko gangguan pada kelancaran perjalanan kereta api lebih besar dibanding pada wesel sederhana. Sehingga sangat jarang pada emplasemen stasiun digunakan wesel dengan model seperti ini. Biasanya model ini digunakan pada stasiun yang sudah mentok, seperti pada stasiun Tanjung Priok dan Surabaya Kota. Disini wesel akan sangat berperan dalam mempermudah proses langsiran lokomotif, karena cukup meninggalkan rangkaian pada emplasemen stasiun tsb, dan lokomotif siap kembali pulang dengan melewati wesel persilangan ini.


5. Wesel Persilangan Ganda,
Wesel persilangan ganda atau yang biasa kita disebut dengan Wesel Inggris, memungkinkan pada dua spur yang berpotongan untuk melakukan perpindahan jalur ke semua kemungkinan arah. Foto disamping memperlihatkan Wesel Inggris. Wesel jenis ini memerlukan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi, dan KA yang lewat rawan anjlok. Karena itu biasanya didekat wesel ini ada bertuliskan kata “AWAS WESEL INGGRIS”. Bahkan manusia yang lewat di atas wesel inipun bisa “anjlok” alias kesandung.




Sementara foto disamping kanan ini memperlihatkan alternatif penyusunan wesel sederhana yang sedemikian rupa dengan fungsi yang sama seperti pada Wesel Inggris, tetapi menghindari penggunaan Wesel Inggris. Mungkin bisa disebut “semi wesel inggris”. Dari posisi gambar diambil tampaknya rel yang terbentuk saat itu hanya dapat dilewati KA dari rel yang sebelah kiri, kemudian masuk “semi wesel inggris” dan langsung berbelok ke kanan (atau sebaliknya). Sehingga lokomotif di didepannya harus menunggu.


Ada kalanya wesel inggris bisa turun pangkat dari fungsinya sehari-hari jika kondisinya seperti ini. Dimana dari keempat arah yang ada, salah satunya telah buntu tertutup oleh tanah & rumput (ujung kanan). Nah, kalo udah seperti ini maka tak ubahnya wesel inggris hanya berfungsi sebagai wesel sederhana yang mempunyai dua pilihan cabang (hanya terdapat 3 arah). Kecuali kalau PPKA ingin memanfaatkan rel buntu tsb menjadi spur badug, yang dapat dimanfaatkan secara sengaja untuk “meng-anjlokkan” KA yang berjalan karena tidak diharapkan.





Persilangan Spur

Persilangan spur adalah perpotongan trek pada bidang yang sama. Berbeda dengan wesel, pada persilangan spur tidak terdapat lidah wesel dan yang ada hanya hati wesel. Jadi persilangan dua jalur jalan kereta api ini dilalui tanpa adanya wesel seperti pada umumnya.





Jika suatu saat karena kondisi (atau dikondisikan) suatu lintasan rel menjadi sepi dari lalu-lalang kereta api, maka tunggulah berkurangnya peran dari si wesel tersebut. Sehingga lama kelamaan maka wesel akan menjadi mati, bahkan hal yang terburuk adalah jika jaringan rel tsb akan/telah mati. Dan foto ini adalah menggambarkan peran wesel dan sinyal mekanik yang sudah mati, namun masih beruntung lintasan relnya tidak mati.





Demikian sedikit penjelasan mengenai wesel beserta fungsi-fungsinya, mohon maaf jika ada kesalahan tulis atau kata-katanya susah dimengerti. Maklum saja yang nulis soalnya bukan seorang ahli wesel.


Semoga bermanfaat.

Wednesday 18 March 2015

Terowongan Sasaksaat

COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret met de bouwers van de spoorwegtunnel bij Sasaksaät TMnr 60052221.jpgTerowongan Sasaksaat merupakan terowongan jalur kereta api yang dibangun oleh SS (Staatsspoorwegen) antara tahun 1902-1903. Terowongan dengan nomor Bangunan Hikmat (BH) 503 ini berada di jalur antara Purwakarta dan Padalarang di km 143+144 antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati, membelah perbukitan Cidepong di Kampung Sasaksaat Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Di dalam terowongan sepanjang 949 m ini terdapat 35 sleko terdiri dari 17 kiri dan 18 kanan dari arah Stasiun Sasaksaat.
Terowongan yang terletak di Daerah Operasi II Bandung ini merupakan terowongan kereta api yang padat lalu lintas. Jalur yang lengkung ketika akan memasuki terowongan baik dari arah Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati maka jalan relnya diberi rel paksa (gongsol). Banyaknya kereta api yang melintas memerlukan penjagaan khusus di terowongan sehingga di kedua ujung terowongan terdapat gardu jaga untuk PJTW (petugas jaga terowongan).

Data teknis

BH 503
Panjang 949 m
Tahun pemasangan 1902-1903
Letak km 143+144 antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati

Semoga bermanfaat.

Tuesday 17 March 2015

Lokomotif di Indonesia

Berikut ini adalah macam macam lokomotif yang ada di Indonesia.

1.C300

Lokomotif C 300 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Karl Marx, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1957.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 330 HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk langsir kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 30 km/jam. Lokomotif ini bergandar C’, artinya lokomotif ini memiliki tiga gandar penggerak.
Lokomotif ini terdapat di dipo lokomotif Tanah Abang dalam kondisi diusulkan untuk diafkir. Sementara loko C 300-11 masih digunakan sesekali untuk menarik gerbong kereta wisata di Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah.

2.C301

Lokomotif C 301 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Karl Marx, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1957.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 330 HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk langsir kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 30 km/jam. Lokomotif ini bergandar C’, artinya lokomotif ini memiliki tiga gandar penggerak.

3.D300

                     

Lokomotif D 300 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1968.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 340 HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk langsir kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 50 km/jam. Lokomotif ini bergandar D’, artinya lokomotif ini memiliki empat gandar penggerak.
Lokomotif ini terdapat di dipo lokomotf Cepu dan dipo lokomotf Cilacap.


4.D301

        

  Lokomotif D 301 Adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1962. Lokomotif ini merupakan tipe kedua setelah D300.

Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 340 HP. D 301 biasa digunakan untuk melangsir kere ta penumpang ataupun kereta barang. Bergandar D’, yang artinya memiliki empat gandar penggerak, lokomotif D 301 dapat berjalan dengan kecepatan maksimum 50 km/jam.

5.BB300

Lokomotif BB 300 adalah lokomotif diesel hidraulik pertama di Indonesia buatan pabrik Fried Krupp, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1958.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 680 HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk langsir kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 75 km/jam. Lokomotif ini bergandar B’ B’, artinya lokomotif ini memiliki dua bogie dimana setiap bogienya memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan.

6.BB301

                                        

Lokomotif BB 301 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1964 sebanyak 10 buah. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1350 HP dengan berat lokomotif sebesar 52 ton. Lokomotif ini biasa digunakan untuk langsir kereta penumpang atau pun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum 120 km/jam. Lokomotif ini bergandar B’B’, artinya lokomotif ini memiliki dua bogie, di mana setiap bogienya memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan..
Di Indonesia, terdapat 55 buah lokomotif BB301, namun banyak di antaranya yang sudah tidak beroperasi karena ada yang mengalami rusak berat dan ada pula yang sudah uzur termakan usia.

7.BB302

                                        

Lokomotif BB 302 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Henschel, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1970.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 900 HP dan setelah di repowering memiliki daya sekitar 1000 HP. Loko ini merupakan versi beta dari BB303. Lokomotif ini biasa digunakan untuk dinasan kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 80 km/jam. Lokomotif ini bergandar B’ B’, artinya lokomotif ini memiliki dua bogie dimana setiap bogienya memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan.

8.BB303

                                       BB303

Lokomotif BB303 adalah lokomotif diesel hidraulik pabrik Henschell, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1973.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1010 HP ( beberapa unitnya bertenaga 1200-1300 HP ). Lokomotif ini biasa digunakan untuk dinasan kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 90 km/jam. Lokomotif ini bergandar B’ B’, artinya lokomotif ini memiliki dua bogie di mana setiap bogienya memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan. Terdapat 57 lokomotif BB303 di Indonesia, namun ada yg sdh tidak beroperasi karena faktor usia (di antaranya BB303 11, BB303 28, BB303 29, & BB303 41) ketidaktersediaan suku cadang pengganti (di antaranya BB303 04, BB303 06 – BB303 09, BB303 12, BB303 37, BB303 39, & BB303 53), & rusak berat (di antaranya BB303 02, BB303 03, BB303 16 (Tragedi Bintaro), & BB303

9.BB304

            

Lokomotif BB 304 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1976. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1550 HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk dinasan kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 120 km/jam. Lokomotif ini bergandar B’ B’, artinya lokomotif ini memiliki dua bogie, di mana setiap bogienya memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan.


10.BB305

                              

Lokomotif BB 305 adalah lokomotif diesel hidraulik yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1978. Lokomotif ini dibagi menjadi dua versi, yakni lokomotif BB305 nomor seri 01, 02, dan 03, dan lokomotif BB305 dengan nomor seri 04 – 06.

Lokomotif BB 305 (nomor seri 01, 02, dan 03 Nippon Sharyo) 


Lokomotif BB 305 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Jenbacher, Austri. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1978.
Lokomotif ini hanya memiliki satu kabin masinis.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1550 HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk dinasan kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum yaitu 120 km/jam. Lokomotif ini bergandar B’ B’, artinya lokomotif ini memiliki dua bogie dimana setiap bogienya memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan. Lokomotif ini bentuk bodinya mirip dengan bodi lokomotif BB302, BB303, dan BB306.
Lokomotif ini terdapat di dipo lokomotif Jember. Sayangnya, karena usia yang sudah renta dan sulitnya suku cadang, maka lokomotif ini kini sudah tidak bisa beroperasi lagi.
Lokomotif BB 305 bernomor 01 merupakan lokomotif buatan Nippon Sharyo yang pernah dioperasikan oleh Semen Nusantara (sekarang Holcim) di daerah Cilacap. Namun, BB305 01 sekarang sudah tidak beroperasi lagi dan keadaanya sudah sangat memprihatinkan.

Lokomotif BB 305 (nomor seri 04 – 06)

Lokomotif BB 305 adalah lokomotif diesel hidraulik generasi keenam yang dimiliki oleh PT. Leces bukan PT. Kereta Api. PT Kereta Api hanya bertindak sebagai operator lokomotif ini. Lokomotif ini diproduksi di pabriknya CFD, Perancis. Lokomotif ini juga mulai dinas sejak 1978 seperti seri yang sebelumnya.
Lokomotif iki dua kabin masinis, sehingga berbeda dengan lokomotif BB305 01, 02, dan 03.
Lokomotif daya mesin sebes 550 HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk dinasan Kereta Barang. Namun, karena lokomotif ini dimiliki oleh PT Kertas Leces, maka lokomotif ini hanya diperkenankan menarik KA pengangkut pulp bila diperlukan, selain itu bisa dipakai PT Kereta Api Persero (Persero) untuk dinasan KA Penumpang. Lokomotif ini memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan.
Lokomotif ini terdapat di dipo lokomotif Jember, namun sayangnya, seperti seri yang sebelumnya, pengabdian BB 305 sekarang sudah tidak bisa kita nikmati lagi, karena keterbatasannya suku cadang dan usia yang sudah renta.
Kondisi saat ini (2011) PT. Leces akan men-scrapp dua lokomotif BB305 Jenbacher menjadi potongan besi tua yang dijual Kiloan. Entah bagaimana tindakan kedepan, tapi yang pasti, dua lokomotif Jenbacher dan mungkin lokomotif CFD akan di scrap mula jika tidak ada pihak2 yang mau mengusahakan untuk preservasi kedua lokomotif yang paling sedikit jumlahnya ini.


11.BB306

                      

Lokomotif BB306 adalah lokomotif diesel hidraulik yang dipunyai oleh Dipo Kereta-kereta Besar di Jakarta Kota. Loko ini kerap digunakan untuk melangsir kereta penumpang yang akan diberangkatkan dari Stasiun Jakarta Kota (JAKK). Lokomotif ini sering digunakan pada tahun 80-an hingga 90-an, sejak datangnya era KRL, loko ini mulai terlupakan dan kebanyakan rusak termakan usia dan kurang suku cadang (salah satunya BB306 16 (Tragedi Bintaro)). Lokomotif ini hanya terdapat di Stasiun Jakarta Kota (dipo lokomotif Tanah Abang) (di antaranya BB306 08, BB306 10 – BB306 11, BB306 17 – BB306 19), dipo lokomotif Medan (di antaranya BB306 01, BB306 03, BB306 05 BB306 06, BB306 21, BB 306 22), dan dipo lokomotif Padang (di antaranya BB306 12 – BB306 14).


12.BB200

                   

Lokomotif BB 200 buatan pabrik General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe pertama dengan transmisi daya DC – DC yang sudah digunakan di JAWA sejak akhir tahun 1957. Lokomotif ini memiliki daya mesin sebesar 950 HP dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Hal ini dibuat agar tekanan tiap-tiap gandarnya rendah, dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel KA ketika itu.


13.BB201

                                     

Lokomotif BB 201 buatan pabrik General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe kedua dengan transmisi daya DC – DC yang sudah dioperasikan sejak tahun 1964. Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1425 HP dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yakni dengan dua bogie bergandar 3, namun masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Susunan gandarnya sama seperti lokomotif BB200.
Sampai akhir 2007, lokomotif BB201 yang masih beroperasi tinggal dua buah, yaitu BB201 03 dan BB201 10 yang dialokasikan di dipo lokomotif Purwokerto. Lokomotif BB201 02 masih ada di Loos Dippo lokomotif Purwokerto namun sudah tidak dapat dioperasikan lagi. Sedangkan yang lain sudah terbengkalai di Balai Yasa Pengok Yogyakarta.


14.BB 202 ( si pesek )

 

Lokomotif BB 202 buatan General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe ketiga dengan transmisi daya DC – DC yang mulai beroperasi sejak tahun 70-an. Lokomotif dengan generic name G18U6 ini berbeda dengan lokomotif BB200 dan BB201 ataupun lokomotif diesel elektrik lain, lokomotif yang mempunyai satu kabin masinis ini tidak memiliki hidung (nose) dan sangat pendek ukurannya. Lokomotif dengan sisa 6 lokomotif yang dapat beroperasi ini terdapat di dipo lokomotif Kertapati untuk dinasan kereta penumpang dan kereta barang.


15.BB203

                                         

Lokomotif BB 203 buatan General Electric adalah lokomotif diesel elektrik tipe keempat (U18B) dengan transmisi daya DC – DC yang mulai beroperasi sejak tahun 1978.
Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’-Co’ di mana setiap bogienya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), dimana setiap bogienya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogienya yang digunakan sebagai gandar penggerak.
Jika lokomotif CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 hanya memiliki empat motor traksi.
Lokomotif ini terdapat di dipo lokomotif Kertapati dan berjumlah enam buah, bernomor BB20302,BB20303, BB20305, BB20306, BB20308, dan BB20310, lokomotif ini pernah beroperasi di Jawa tetapi sejak tahun 1989 semua lokomotif BB 203 di Jawa satu per satu mulai diubah menjadi CC201. Untuk membedakan yang mana lokomotif hasil rehabilitasi BB 203 menjadi CC 201, huruf belakang tulisan nomor loko yang di-rehab adalah R. Contoh: CC 201 73R/.

16.BB204

                 

Lokomotif BB 204 merupakan satu-satunya lokomotif diesel elektrik di Indonesia buatan Eropa, yaitu SLM di Swiss yang khusus dioperasikan pada jalan rel bergigi. Lokomotif ini sudah ada di Indonesia sejak 1981.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1230 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Bo’ 2 Bo’, artinya dua bogie dengan dua gandar penggerak dan satu bogie idle dua gandar.
Lokomotif ini terdapat di Divisi Regional II Sumatera Barat yang relnya bergigi.


17.CC200

Lokomotif CC 200 adalah lokomotif diesel pertama di Indonesia, buatan pabrik General Electric tahun 1953. Lokomotif diesel elektrik dengan berat 96 ton ini dipesan oleh Indonesia sebanyak 27 buah. Lokomotif CC200 yang tersisa sekarang berada di dipo lokomotif Cirebon yaitu CC20015 yang masih dirawat dengan baik untuk dilestarikan. Dua “saudara” terakhirnya, CC 200 08 dan CC 200 09 sudah dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta setelah dinyatakan pensiun.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 1750 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah Co’ 2 Co’ artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie penggerak masing-masing dengan 3 gandar penggerak dengan 6 motor traksi dan satu bogie idle yang terdiri dari 2 pasang roda.

18.CC201 

Lokomotif CC201 adalah lokomotif buatan General Electric jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co’Co’. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.

CC201 Generasi II

CC201 Generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 Generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, ada beberapa unit yang telah dipasangi lampu kabut (di antaranya CC201 seri 46, 55, 60, 61, 62, 64, & 70).
Dahulu di antara loko-loko Generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya yaitu: pada bagian depannya (shorthood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para Railfans sering menyebutnya “Loko Donal Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo YK juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani PA (Pemeliharaan Akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.
CC201 48 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif YK kini telah dimutasi ke Tanjung Karang (TNK), Lampung untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.

 

CC201 Generasi III
Didatangkan pada tahun 1991-1992 sebanyak 21 buah bernomor seri 91 sampai 110 dan 120. Untuk CC201 91 sampai 110 terdapat di Jawa, sedangkan CC201 120 terdapat di Sumatera, yaitu di Dipo lokomotif Tanjung Karang (TNK). CC201 98 dan 101 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif BD dan JNG kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.
Ciri-ciri CC201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas cowhanger seperti halnya lokomotif CC203/CC204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC201 lainnya.

 

CC201 Rehab (Eks BB203)
Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004. Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’-Co’ di mana setiap bogienya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogienya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogienya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 hanya memiliki empat motor traksi.
Di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC201-nya adalah hasil rehab dari BB203. Begitu juga dengan CC201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif CC201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB203, kecuali CC201 120 yang merupakan CC201 asli serta CC201 98, 101, dan 102 yang merupakan CC201 asli pindahan dari Jawa.
Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC201 Generasi II. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB203.
Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.

 

CC201 versi Divre III (Sumatera Selatan)
Umumnya Lokomotif CC201 di Jawa memiliki bentuk yang sama dengan BB203, namun tidak untuk di Sumatera Selatan (DIVRE III). Beberapa lokomotif CC201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC203 di Jawa. Dari bentuk body memang tidak berbeda, namun dari bentuk eksterior maupun interior kabin CC201 di DIVRE III sangat persis dengan CC203 (wide cab). Lokomotif CC201 yang memiliki eksterior seperti CC203, yaitu CC201 86R, CC201 111R, CC201 120R, CC 201 129R, CC201 130R, CC201 137R.


19.CC202

                                            CC202

Lokomotif CC 202 adalah lokomotif buatan General Motors, Kanada dengan Generic name sebagai G26MC-2U. Lokomotif CC202 adalah lokomotif terberat di Indonesia yaitu 108 ton dan merupakan saudara kandung lokomotif SD40 di amerika.
Lokomotif ini mempunyai spesifikasi teknik dan karakteristik khusus untuk menarik kereta api barang. Armada lokomotif ini hanya terdapat di Sumatera Selatan untuk melayani kereta api pengangkut batu bara. Lokomotif ini berjumlah 48 buah dan berada di Dipo Lokomotif Tanjung Karang (Dipo Induk TNK). Pada bulan April 2003, dipo ini kedatangan 9 buah lokomotif CC202, dan total saat ini menjadi 48 buah.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 2250 HP namun dibatasi hingga 2000HP dengan susunan gandar Lokomotif ini adalah Co’ Co’. Artinya, lokomotif ini memiliki dua bogie di mana setiap bogienya memiliki tiga poros penggerak..

20.CC203

                                             CC203

Lokomotif CC203 buatan General Electric dengan seri U20C merupakan pengembangan desain dari lokomotif CC201, yaitu pada bentuk kabin masinis ujung pendek yang aerodinamis, serta diperlebar untuk kenyamanan dan mengurangi penumpang liar.
Lokomotif ini bergandar Co’Co’. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor tersendiri.
Yang membedakan adalah lokomotif CC203 menggunakan motor diesel dengan dua tingkat turbo charger sehingga dayanya sebesar 2250 HP. Selain itu, kecuali CC 203 31 – CC 203 34, terdapat logo Kementerian Perhubungan di bagian depannya yang merupakan ciri khas yang mencolok pada lokomotif ini sebab pembuatan lokomotif ini selain didanai oleh perusahaan General Electric sendiri juga dibantu dengan dana dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan.
Indonesia membuat lokomotif ini sejak tahun 1995-2000. Terdiri dari 4 generasi, yaitu:
  • CC203 generasi I (tahun 1995, 12 unit, nomor seri 01-12)
  • CC203 generasi II (tahun 1996-1998, 18 unit, nomor seri 13-30)
  • CC203 generasi III (tahun 1999, 7 unit, nomor seri 31-37)
  • CC203 generasi IV (tahun 2000, 4 unit, nomor seri 38-41)

21.CC204

                                            CC204

Lokomotif CC204 merupakan kelas lokomotif diesel-elektrik yang dirakit khusus untuk Indonesia oleh PT. General Electric Lokomotif Indonesia yang merupakan perusahaan kerja sama antara General Electric Transportation dengan Industri Kereta Api Madiun (INKA). Lokomotif kelas ini terbagi menjadi dua seri, yaitu CC204 seri pertama yang merupakan model C18Mmi dengan short hood spartan (seperti CC201), dan CC204 seri kedua yang merupakan model C20Emp dengan hidung aerodinamis (seperti C203).
Kedua seri sama-sama bergandar Co’Co’. Artinya adalah lokomotif dengan dua bogie, di mana setiap bogie mempunyai tiga poros penggerak yang masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri. Lokomotif ini mempunyai komponen komputer Brightstar Sirius yang dikembangkan oleh General Electric sehingga lokomotif jenis ini mampu memitigasi kerusakan sekitar 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi. Kini mayoritas lokomotif ini terletak di dipo lokomotif Sidotopo Surabaya (SDT). Lokomotif CC204 08 dan seterusnya dibeli oleh PT. Kereta Api Indonesia senilai Rp 20.000.000.000,00. Lokomotif ini memiliki daya tarik hingga 12 gerbong. Kecepatan maksimal lokomotif ini adalah 120 km/jam.


22.CC205

CC205 

Lokomotif CC205 adalah Lokomotif terbaru PT. Kereta Api Indonesia (Persero) buatan General Motors, Ontario, KanadaLokomotif CC205 adalah lokomotif terberat Kedua setelah CC202 di Indonesia yaitu 108 ton. Lokomotif ini dibeli untuk menggantikan beberapa tugas lokomotif CC 202 yang sudah berumur. Dalam hal ini 4 lokomotif CC 202 bisa diganti dengan 2 lokomotif CC 205 Lokomotif ini tiba di Indonesia tepatnya di Provinsi Lampung tanggal 26 September 2011, karena lokomotif ini hanya di khususkan untuk menarik rangkaian kereta pengangkut batubara (Babaranjang) di Divre III Sumatera Selatan.Lokomotif CC205 saat ini menjadi lokomotif berteknologi paling modern di Indonesia.
Lokomotif ini memiliki nomor seri EMD GT38ACe. Artinya adalah: EMD GT38ACe : – G : General Purpose (Untuk segala keperluan) – T : Turbocharger (Dengan turbocharger) – 38 : mesin EMD 710 – 8 silinder (dengan tenaga bisa sampai 3000 HP) – AC : Motor traksi sistem AC-AC

 

23.CC206

  
Lokomotif CC206 adalah lokomotif terbaru PT. Kereta Api Indonesia (Persero) buatan General Electric, Amerika Serikat. Lokomotif CC206 diperuntukkan untuk angkutan barang di Pulau Jawa dan diproyeksikan untuk mengganti berberapa tugas CC201. 2 unit pertama dipesan langsung ke Amerika dan sisanya akan dirakit di GE Lokindo Madiun. Diperkirakan pada Januari 2013 akan datang satu unit. Unit ke 2 akan diperkirakan datang pada Febuari 2013.

24.CC300

Lokomotif CC 300 INKA di indonesiaproud wordpress com
Lokomotif CC 300 INKA di indonesiaproud wordpress com
     
Lokomotif CC300 adalah buatan Anak Negeri
Sekilas tentang CC300:
1. Tenaga Besar, memiliki 2250 HP (Horse Power)
2. Di dalamnya ada AC loh untuk kenyamanan Masinis
3. Ada Kamera CCTV di kanan dan kiri body kereta yang menggunakan sistem infra-red, Jadi untuk melihat ke belakang masinis tidak perlu melihat ke belakang. Cukup dengan memantau CCTV yang tersedia.
4. Sistem pengoperasian yang mudah, seperti KRDI/E
5. Akselerasi tenaga nya cukup bagus, dari kecepatan 0-50 km/jam hanya perlu 4 detik.
6. Pegasnya sangat nyaman.
7. Kursi masinis bisa di stel sesuai dengan tinggi masinis tersebut
8. Lok in Double Cabin

Semoga bermanfaat.

Monday 16 March 2015

CC 201 56 Si Donal Bebek

Lokomotif yang satu ini memang agak sedikit aneh karena memiliki kaca kabin atau gampangannnya matanya yang berbeda dan para railfans sering menyebutnya Loko Donal Bebek.
3373957925_38e5601944
Lokomotif yang dialokasikan di Dipo Lokomotif Purwokerto merupakan yang terbanyak dibanding dipo lain. CC201 berkode PWT bernomor seri 49 sampai dengan 71. Diantara 24 loko CC201, CC20156 yang paling unik.
Secara teknis dan kemampuan, CC201 ini sama seperti loko lainnya. Hanya saja dilihat dari kaca kabin depan, mukanya terlihat berbeda. Ukuran kacanya pun sedikit memanjang kebawah dan terpasang potrait (tegak), bukan landscape (memanjang) seperti CC201 lainnya. Karena itu, loko buatan General Electrik USA generasi kedua ini ada yang menamainya dengan tokoh kartun donal bebek.
Bentuk wajah CC20156 ini sebenarnya ada kembarannya yaitu CC20176 milik Dipo Jatinegara.

Satu Meja Layanan
Keunikan lain dari CC20156 selain mukanya yang terlihat lucu, juga fasilitas meja layanannya. CC201 yang lazimnya memiliki dua meja layanan, namun pada CC20156 hanya ada satu meja layanan saja. Pada posisi hidung pendek (shorthood) di depan, posisi meja layanan berada disebelah kiri alias kidal. Dengan satu meja layanan ini, ruang kabin masinis menjadi lebih luas.
Penyebab CC20156 ini hanya memiliki satu meja layanan, berawal dari PLH (Peristiwa Luar biasa Hebat) yang menimpanya beberapa tahun silam. Akibat bertabrakan dengan Stoomwals (alat berat pengeras jalan) di perlintasan wilayah Tegal, muka CC20156 ringsek pada bagian kabin dan meja layanannya. Setelah diopname di Balai Yasa Pengok Yogyakarta, dengan terpaksa satu meja layanannya harus diamputasi. Demikian juga dengan terpaksa satu meja layanannya harus diamputasi. Demikian juga dengan sand box (kotak pasir) atau shorthood yang terpaksa dipotong sehingga tampak lebih rendah.
2605753531_70e58ccb21
Narik KA Barang
Meskipun terkadang dioperasikan menarik KA penumpang seperti Sawunggalih Utama dan Purwojaya, namun CC20156 lebih sering untuk menarik KA barang terutama KA ketelan (BBM) dari Maos ke Tegal. Adakalanya, loko kidal ini menarik KA pengangkut semen dari Karangtalun ke Lempuyangan.
Sumber : Majalah KA – Juli, 2008

Semoga bermanfaat.

CC 201 45

Tidak ada yang menyangkal bahwa CC201 merupakan tulang punggung perkeretaapian modern Indonesia. Dari segi jumlah saja tidak ada kelas yang menyaingi populasi CC201. Saat ini tercatat lebih dari 140 unit dioperasikan PT. KA, dan melayani semua jenis rangkaian kereta. Pantas disebut kalau CC201 merupakan si kuda beban, karena bisa ditemui di manapun. Mulai dari menarik rangkaian barang, batubara, semen, minyak, sampai menarik gerbong penumpang semua kelas juga kelas eksekutif. Apapun tugasnya, dipastikan CC201 selalu dapat diandalkan.
Kehadiran CC201 dapat dikatakan sebuah evolusi bagi era lokomotif diesel di Indonesia. Pada masanya kelas ini merupakan lokomotif terkuat dengan bobot yang relatif ringan. CC201 mampu menghasilkan tenaga 1800 dk dan bobotnya hanya 84 ton. Bandingkan dengan CC200, lokomotif diesel pertama Indonesia, yang hadir tahun 1953, bobotnya mencapai 96 ton sementara daya yang dihasilkan 1600 dk saja. Atau kelas BB200/BB201 buatan 1957/1964 yang berbobot sangat ringan masing-masing 75 dan 78 ton tapi daya yang dihasilkan hanya 875 dk dan 1310 dk.
Dengan bobot ringan dan tenaga besar, CC201 memiliki wilayah operasi sangat luas, mulai dari pesisir yang datar, sampai ke pegunungan yang banyak tanjakan dan tikungan. Tingkat kehandalan yang tinggi ini membuat CC201 tersebar di seluruh jaringan kereta api. Sehingga dapat dipahami bahwa pemerintah pada tahun 1983 dan 1992 menambah armada CC201 untuk PT. KA dengan sejumlah modifikasi yang membuat performa si kuda beban semakin handal.
Sebelum kehadiran CC202 (2000 dk) di Sumatera tahun 1986 dan CC203 (2000 dk) di Jawa tahun 1995, CC201 adalah pemegang rekor lokomotif terkuat di Indonesia. CC201 dapat dengan mudah menghela 12 gerbong penumpang sampai kecepatan 100 Km/jam di trek datar, atau 8 gerbong penumpang di trek pegunungan.
Indonesia pertama kali menerima 28 unit CC201 pada tahun 1977, namun sejarah keberadaannya dapat ditelusuri sampai jauh ke tahun 1956. CC201 merupakan buatan pabrik lokomotif terkemuka Amerika Serikat yaitu General Electric (GE). Sebelum dibabtis menjadi CC201, lokomotif ini bernama asli U-18C, yang merupakan kepanjangan dari U: Universal Series, 18: bertenaga 1800 dk, dan C: berkonfigurasi gandar penggerak Co’ – Co’ (3-3).
Pada tahun 1956, GE meluncurkan sebuah seri lokomotif diesel baru yang diberi kode U yang berorientasi pada pasar luar negeri. Ada tujuh model yang diperkenalkan pada saat itu: U4B, U6B, U9B, U9C, U12B, U12C, dan U18C. Dari ketujuh model tersebut hanya U-18C yang ditenagai oleh mesin revolusioner GE 7FDL yang kelak meroketkan lokomotif-lokomotif seri U menjadi lokomotif diesel elektrik yang handal di seluruh dunia.
Mesin GE 7FDL ini berdaya tahan prima, mudah dirawat, dan memiliki keluaran tenaga maksimal yang bervariasi tergantung jenisnya. Ada 3 jenis mesin GE 7FDL, yaitu: 7FDL-8 (2150 dk), 7FDL-12 (3300 dk), dan terakhir 7FDL-16 (4500 dk). Begitu tangguhnya mesin ini, bahkan salah satu lok keluaran terbaru GE, Blue Tiger, masih ditenagai mesin 7FDL.
U-18C dengan mesin GE 7FDL-8 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976. Bersistem DC-DC, dengan mesin V-8 supercharged yang sanggup menghasilkan tenaga sampai 1950 dk (kotor) atau 1820 dk (bersih). Seri inilah yang kelak dipesan oleh pemerintah RI untuk PJKA pada tahun 1977 dan diberi nama CC201.
CC20145 yang misterius
Banyak cerita yang beredar di sekitar CC201, maklum saja karena selain jumlahnya yang banyak, juga hampir setiap masinis mengoperasikannya. Tapi tidak ada cerita yang sepopuler kisah CC20145. Konon, menurut para masinis dan teknisi, inilah lokomotif paling misterius di keluarga CC201. Banyak kejadian aneh dan membingungkan tentang lokomotif ini.
Sejak pertama dibeli CC20145 sudah dicap sebagai lok bermasalah. Maksudnya adalah: walaupun hasil tes menunjukkan tidak ada problem, namun sering mengalami kecelakaan atau gangguan tanpa bisa dijelaskan. CC20145 semula ditugaskan menarik rangkaian ke arah timur. Saat menarik Bima tiba-tiba mengalami tabrakan. Setelah diperbaiki, kembali bertugas menarik rangkaian Bima, tapi kembali lagi mengalami tabrakan. Diperbaiki kembali di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta, dan setelah selesai jabatannya diturunkan untuk menarik rangkaian kelas bisnis saja yaitu Jayabaya. Tetapi seperti bisa diduga CC20145 kembali lagi tabrakan. Frekuensi tabrakan sesama kereta atau kendaraan bermotor yang dialami CC20145 rupanya cukup sering, belum lagi kejadian aneh yang dialami para teknisi yang memperbaiki lok ini pasca tabrakan.
Sesuai prosedur, setelah diperbaiki di Balai Yasa Pengok, CC20145 diuji statis untuk memeriksa kelengkapannya. Setelah semuanya beres, lok diuji dinamis di jalur tes di depan komplek Balai Yasa. Saat dipacu dengan kecepatan tinggi, mendadak rem gagal berfungsi, sehingga lok melaju terus dan menghantam dinding beton pembatas jalur tes. Sekali lagi CC20145 mengalami kerusakan dan harus diperbaiki.
Merasa bingung dengan CC20145, teknisi Balai Yasa yaitu Bp. Panut dan Bp. Suroso merasa perlu memanggil tenaga ahli GE langsung dari Amerika. Saat sedang memeriksa CC20145, tenaga ahli GE itu bercerita bahwa saat proses pembuatan lok ini memang sudah bermasalah karena banyak terjadi kecelakaan kerja. Akhirnya diputuskan CC20145 harus diperbaiki secara spiritual. Sesuai adat orang Jawa, para teknisi Balai Yasa Pengok sepakat meruwat lok ini untuk membuang sial. Caranya dengan mengadakan selamatan dan memasang sepasang tapal kuda bekas di CC20145. Lalu memberikan beberapa gram emas dan menyepuh bagian samping bawah lok dengan lapisan nikel sehingga terlihat mengkilat.
Anehnya setelah ritual ini CC20145 tidak pernah mengalami kecelakaan lagi. Sepertinya ruwatan yang dilakukan oleh teknisi Balai Yasa berhasil menghilangkan nasib sial lok ini. Sekarang CC20145 ditempatkan di dipo lokomotif Yogyakarta, dan dengan mudah dikenali lewat ciri khasnya sebagai lok dengan sisi yang dilapisi besi mengkilat.
Ulang tahun ke-30
Tanpa terasa pada tahun 2007, CC201 telah 30 tahun mengabdi pada perkeretaapian Indonesia. Menyadari hal tersebut PT. KA tidak tinggal diam dan mulai mempersiapkan armada kuda bebannya memasuki millenium baru. Bekerjasama dengan Balai Yasa Pengok Yogyakarta dan General Electric, PT. KA mengadakan perawatan tengah umur (midlife overhaul) atau lebih dikenal dengan istilah MO bagi armada CC201 generasi awal. MO ini tidak sekedar mengganti suku cadang yang menua, tapi juga meningkatkan kemampuan CC201, seperti mengganti Bull Gear lama dengan yang baru, sehingga memungkinkan CC201 melaju sampai 120 km/jam. Dengan proyek ini, diharapkan CC201 bisa terus beroperasi sampai 20 tahun ke depan.

Semoga bermanfaat.